0

Baca C erpen Yuukkzz..

Posted by Ning Gelis on 21.35
Cerpen ini ditulis untuk tugas B. Indonesia kelas XII IPA 4. Ini adalah cerita asli saat aku duduk dibangku MTs. Aku ngucapin makasih banyak kepada orang-orang yang terlibat dalam cerita ini. Semoga setelah membaca cerita ini, Anda menjadi berhati-hati dalam menempatkan sesuatu dan dalam mengambil keputusan. Selamat membaca.....!!!


Jauh di Seberang

Sore itu memang cerah. Secerah hati Kiki yang saat itu berada di samping Niko, orang yang sangat mencintai Kiki, orang pertama yang mampu meluluhkan hati Kiki, orang yang menjadi tambatan hati Kiki. Kiki tidak bisa menolak permintaan Niko yang mengajaknya untuk jalan-jalan ke Taman Kota sepulang bimbel di sekolahnya tadi siang. Kiki pun langsung mengiyakan ajakan kekasihnya tersebut, karena memang hati Kiki saat itu sangat lelah dan bosan dengan berbagai kegiatan dalam mempersiapkan Ujian Nasional yang akan dihadapinya empat puluh hari mendatang.

Di Taman Kota, mereka saling melepas penat, menikmati keindahan alam perkotaan, dan saling bercengkrama berusaha untuk melupakan segala kegundahan dan kecemasan dalam menghadapi UN nanti. Memang benar kata teman-temannya di sekolah, Kiki dan Niko adalah pasangan yang paling ideal yang pernah ada. Mereka bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing, dan nyaris tidak pernah bertengkar. Jadi tak heran kalau teman-teman menjulukinya “Romeo-Juliet”. Bahkan ada gosip yang mengatakan kalau mereka sudah dijodohkan.

Setelah lama berada di dalam Taman Kota, Kiki pun mengajak Niko untuk pulang. Kiki tidak mau pulang terlalu sore. Kiki tidak mau membuat orang tuanya cemas karena ketika berangkat tadi Kiki tidak minta izin orang tuanya dulu. Lalu mereka pun pulang. Di sepanjang perjalanan, hati Kiki merasa resah. Sepertinya akan ada sesuatu yang akan menimpanya. Namun Kiki berusaha menenangkannya, dan tidak berani menyangka apa-apa.

Motor yang dikendarai Niko terus berlaju kencang. Kiki yang berusaha menenangkan hatinya, menggenggam erat tubuh Niko dan sesekali ia memejamkan matanya, merasakan nikmatnya hidup ketika Niko disampingnya.

Gubrak....tiba-tiba motor yang mereka kendarai dihantam oleh sebuah truk tlealer pada sebuah tikungan dari arah yang berlawanan. Tubuh Kiki terpelanting ke arah trotoar.Sementara Niko, kepalanya terbentur badan truk. Buku-buku yang mereka bawa sehabis bimbel tadi siang berhamburan. Motor yang mereka kendarai luluh lantak. Tak lama kemudian, polisi pun datang yang kebetulan tidak jauh dari lokasi kecelakaan. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Sakinah.

Di ruang UGD, Kiki merasakan pusing yang begitu hebat, ditambah dengan kakinya yang terasa berat dan sulit untuk digerakkan. Di tengah-tengah pemeriksaan dokter, secara tidak sengaja Kiki menoleh kearah ruang sebelahnya yang hanya berbatasan dangan sebuah kaca. Disana ada seorang laki-laki yang dikelilingi beberapa dokter, dan merintih kesakitan. Mulut, hidung dan telinganya mengalir deras darah segar. Kiki menjadi risih melihatnya. Namun Kiki baru sadar bahwa baju yang melekat di badan orang tersebutsama dengan baju yang dikenakan Niko tadi, dan ternyata benar, orang itu adalah Niko. Perasaan Kiki semakin kacau, rasanya ia ingin berlari menembus kaca dan membisikkan kepadanya, ‘Bertahanlah Niko, kamu pasti bisa melawannya’. Namun itu tidak bisa dilakukannya, karena beberapa saat kemudian pusinga di kepalanya semakin menjadi dan ia tidak sadarkan diri.

=oooo=

Ruang yang ditempati Kiki terasa asing baginya. Di sebelah ranjang, wanita paruh baya tengah tertidur dengan menggenggam tangan Kiki. Kiki yang baru terbangun berusaha melepaskan ganggamannya tersebut. Namun tiba-tiba wanita tersebut terbangun. “Kiki, anakku...akirnya kau sudah sadar, nak?” ucap wanita tersebut ketike bangun, sambil mencium kening Kikidengan perasaan yang sangat bahagia. “Ibu, saya ini ada dimana? Apa yang telah terjadi, Bu?” tanya Kiki penuh kebingungan. Lalu ibunya menjawab “Kamu sekarang ada di rumah sakit, nak!! Kamu sudah tidak sadarkan diri selama empat hari.”

Kiki semakin bingung, apakah benar ia telah tertidur selama itu. Lalu Kiki melihat-lihat sekeliling ruangannya. Sepertinya ada yang mengganjal di hati Kiki. Ya, Niko,,’dimana Niko,,mengapa aku tidak melihatnya? apakah dia sudah sembuh duluan? atau masih dirawat di ruangan lain? dimana dia?’ beribu tanda tanya tentang Niko bergejolak di hati Kiki.

Ibunya yang berada disamping Kiki merasa cemas dengan raut muka Kiki yang seperti mencari-cari seseorang. “Kamu cari apa, nduk?” tanya Ibu. “Niko dimana, Bu? Mengapa aku tidak melihatnya?” tanya Kiki penuh harap. “Dia sudah sembuh, nak. Dia sudah pulang duluan.” Hibur Ibunya sambil mengelus-elus bahu Kiki. “Mengapa dia tidak nungguin aku sampai sembuh, Bu?” tanya Kiki lagi. “Kata dokter, lebih baik dia istirahat di rumah saja karena sakitnya sudah mrndingan kok!”. “Tapi Kiki ingin bertemu Niko sekarang, Bu!” pinta Kiki lagi, dan kali ini Kiki tidak bisa membendung air matanya. Melihat Kiki yang demikian, ibunya langsung memeluk Kiki. “Yang sabar yah, nak. Kamu harus sembuh dulu agar bisa pulang dan bertemu Niko.” hibur ibunya sambil meneteskan air mata.

=oooo=

Sudah hampir satu minggu Kiki berada di rumah sakit. Hari-hari yang dilaluinya penuh kekecewaan lantaran apa yang ia tumggu-tunggu tidak jua datang. Beribu keluh kesah dan kecewamwnyatu di kalbunya. Rasanya ia tidak sabar untuk pulang, untuk bertemu Niko, lalu mencacinya ‘Sungguh tega kau, Niko. Kau tega membiarkan aku sendirian disini, di tempat yang membosankan ini. Mengapa kau tidak pernah nenjengukku? Apakah kamu sudah lupa dengan kekasihmu ini?’

=oooo=

Hasil pemeriksaan dokter mengatakan bahwa kesehatasn Kiki sudah cukup membaik. Patah tulang pada kakinya sudah mulai memulih dan akhirnya Kiki diperbolehkan untuk pulang dan istirahat di rumah. Betapa senangnya hati Kiki mendengar berita tersebut. Kiki sudah sangat rindu dengan udara di rumah, dan satu harapan Kiki, di rumah nanti Niko bisa menjenguk Kiki. Karena jika dibanding dangan jarak ke rumah sakit, jarak rumah Niko ke rumah Kiki lebih dekat.

Akhirnya Kiki dan Ibunya beres-beres membersihkan segala peralatan yang ia bawa selama di rumah sakit yang lebih dari satu minggu tersebut. Setelah selesai beres-beres, Ia pun bergegas pulang karena sudah ditunggu oleh sebuah mobil di depan rumah sakit. Sepertinya Kiki kenal dengan mobil tersebut. Belum sampai ia menebak pemilik mobil itu, tiba-tiba dari dalam mobil muncul ayah Kiki, lalu disusul dengan ayah Niko. Kiki sedikit gembira melihatnya. kiki mengira kalau di dalam mobil itu ada Niko. Tapi setelah ia memasuki mobil tersebut, kekecewaan tumbuh lagi di hati Kiki. Ternyata di dalam mobil itu tidak ada siapa-siapa, termasuk Niko.

=oooo=

Hari pertama,kedua,dan hari-hari berikutnya Kiki hanya menghabiskan waktunya di dalam rumah. Kiki belum bisa masuk sekolah karena keadaan Kiki belum sembuh total. Setiap dua hari sekali Kiki harus check-up ke rumah sakit.

Sebenarnya Ia sangat rindu dengan teman-temannya di sekolah. Rasa rindu itupun terobati ketike satu per satu temannya datang menjenguknya. Teman-teman Kiki memang sangat baik, terutama sahabat Kiki yang bernama Sheren. Setiap hari, sepulang sekolah Sheren rela datang ke rumah Kiki untuk menunggui dan menghibur Kiki. Namun ketika Sheren ditanya tentang Niko, Sheren hanya menjawab ‘tidak tahu, dia belum masuk sekolah’. Begitu juga dengan teman-teman yang datang menjenguknya. Mereka kelihatannya tidak mau berkomentar tentang keadaan Niko.

Melihat keadaan Kiki yang hanya berdiam diri dan dan termenung di kamar, orang tuanya pun merasa cemas. Berbagai usaha telah dilakukan orang tuanya, termasuk membelikan Kiki sebuah hp baru agar Kiki tidak bosan dan tetap semangat menjalani hidunya. Kiki pun merasa senang menerimanya. Ada secercah harapan baru di hati Kiki. Kiki berharap Niko nanti bisa menghubunginya.

=oooo=

Hari ini hari pertama Kiki masuk sekolah. Ia berangkat dengan diantar ayahnya. Rasa senang bercampur haru menyelimuti hati Kiki saat memasuki ruang kelasnya,IXA. Teman-temannya pun menyambut bahagia kedatangan Kiki. Namun sepertinya Kiki merasakan ada sesuatu yang kurang. Ia tidak melihat seseorang yang biasanya duduk di bangku pojok belakang. Ya, Niko. Ternyata Niko belum masuk sekolah. Entah apa sebabnya. Apakah ia belum sembuh?atau apakah apakah yang lain telah merasuki pikiran Kiki.

Sepertinya Kiki harus berkonsentrasi dengan apa yang akan dihadapinya, yaitu UN. UN sudah di depan mata. Kiki harus bisa mengejar materi-materi yang telah ia tinggalkan selama hampir dua minggu itu. Kiki harus mulai berusaha sedikit demi sedikit untuk tidak memikirkan Niko, dan Kiki sudah berkeyakinan bahwa jika Tuhan mentaqdirkan ia bertemu Niko, pasti ia akan menemuinya, entah kapan itu terjadi.

=oooo=

Suatu hari saat Kiki belajar matematika di kamarnya, tiba-tiba Rio, adik Kiki datang dan duduk disamping Kiki. Setelah beberapa saat tidak terjadi perbincangan diantara mereka, lalu tiba-tiba anak yang baru berusia tujuh tahun tersebut berkata,”Mbak Ki, kak Niko sudah meninggal.” Kiki sangat terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan adiknya. “hah,,kamu itu ngomong apa sih, Dik? Kata Ibu, Niko sekarang lagi berobat di Jakarta.” Namun nampaknya Rio tidak mau kalah dengan kakaknya, ia mengulangi kata-kata tadi dengan suar agak membentak. Sampai-sampai Ibunya yang berada di dapur mendengar kat-kata Rio.

“Rio, kamu itu bicara apa, nak? Ayo sini..! jangan ganggu kakakmu yang sedang belajar!” teriak ibunya dari dalam dapur. Rio langsung lari keluar kamar dan menuju ke Ibunya. Selanjutnya Kiki tidak mau mengingat kata-kata adikya tadi. Ia lebih percaya dengan apa yang dikatakan Ibunya kemarin. Ibunya bilang, kalau Niko harus menjalani terapi di Jakarta selama satu bulan. Namun ketika Kiki bertanya tentang penyakit yang diderita Niko, Ibunya pun tidak mengetahuinya secara jelas.

Ada satu kejadian lagi yang membuat Kiki bingung. Suatu malam, ada sebuah sms dari salah satu temannya, yang mengirimkan sebuah kartu nama. Dalam sms tersebut termuat nama dan nomor hp seseorang.

JAUH (GABY)

+62856451xxxxx

Belum sempat Kiki membalas sms tersebut, tiba-tiba temannya tersebut mengirimkan sms lagi.

Eh,,Ki..maaf salah kirim

Di delete aja deh, nomor itu tadi.

Kiki menjadi bingung. ‘sebenarnya nomor siapa itu tadi? kenapa temannya nyimpan nomor itu dengan nama sebuah lagu penyanyinya yang lagi kontroversi saat itu? mengapa ia salah kirimnya ke aku? ah,, dasar teman yang aneh’ hati Kiki menggerutu.

Namun nampaknya Kiki tidak menghapus nomor itu tadi. Kiki ingin menanyakan ke teman-temannya yang lain tentang nomor itu. Kiki berharap ada temannya yang mengetahui tentang pemilik nomor itu.

Esoknya di sekolah, Kiki mengintrogasi temannya yang salah mengirimkan nomor tersebut. Namun temannya tersebut enggan memberitahu dan memilih merahasiakannya. Ia berkata bahwa suatu saat nanti Kiki pasti akan mengetahuinya sendiri tanpa harus bertanya-tanya kepada orang lain. Begitu juga saat Kiki bertanya kepada sahabatnya, Sheren. Sheren bilang bahwa ia tidak tahu menahu masalah nomor itu. Sampai-sampai Kiki tidak percaya dan mencocokkan satu persatu contact name yang ada di hp Sheren dengan nomor tersebut. Dan hasilnya nihil, Kiki tidak menemukannya.

=oooo=

Hari pertama Ujian Nasional dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia telah Kiki lalui dengan baik. Meskipun tadi ada beberapa nomor yang tidak mampu ia kerjakan, ia tetap optimis bisa lulus. Meskipun tadi Kiki tidak bertemu sama sekali dengan Niko lantaran ia tidak mengikuti Ujian Nasional, Kiki tetap semangat nengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia yang membosankan tadi, dan ia sudah siap untuk menghadapi ujian Bahasa Inggris besok.

=oooo=

Adzan subuh sudah sampai ke telinga Kiki. Ia bergegas bangun dan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat shubuh. Setelah itu, ia mengambil ponselnya. Ternyata semalam ada sms masuk dan Kiki tidak mengetahuinya. Sms itu datang dari JAUH (GABY). Sebelum Kiki membukanya,sudah ada ribuan tanda tanya yang menyergap pikiran Kiki. Karena sangat penasaran dengan isi sms itu, Kiki pun segera membukanya.

Malam,, Kiki..!! maaf, tengah malam mengganggu sebentar.

Aku ingin mengabarkan sesuatu ke kamu. Suatu kabar yang mungkin sudah kamu tunggu-tunggu sejak dulu. Ya,,tentang Niko. Sebenarnya Niko sudah meninggal dunia pasca insiden kecelakaan 28 Maret silam. Dan tadi malam, di rumah kami telah diadakan tahlil dan do’a bersama untuk memperingati 40 hari meninggalnya Niko. Orang-orang terdekat kamu termasuk ayah dan ibu kamu memang merahasiakan hal itu. Mereka khawatir dengan kesehatanmu saat itu yang masih labil. Dan mungkin saat inilah waktu yang tepat untuk kamu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Semoga Allah memberimu ketabahan, dan maafkan kami semuayangtelah membohongimu.

ttd. Kakak Niko.

Setelah membaca isi sms tersebut, Kiki langsung lari ke ibunya yang saat itubaru selesai melaksanakan shalat shubuh di ruang mushalla. Kiki memeluk erat tubuhibunya, dan dalam sekejap mukena yang masih dikenakan ibunya tersebut berubahmenjadi basah. “Ibu,,, antar aku ke makamnya Niko sekarang, bu!!!” pinta Kiki di sela-sela tangisnya. Ibunya yang tak bisa menahan air mata, menuruti permintaan anaknya tersebut dan bergegas menuju ke makam.....

The End


Copyright © 2009 Inspirasiku All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.